Dasar
pemikiran konsep analisa keandalan adalah bertolak dari pemikiran layak atau
tidaknya suatu sistem melakukan fungsinya. Keandalan /Reliability dapat
didefinisikan sebagai nilai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan
sukses menjalani fungsinya, dalam jangka waktu dan kondisi operasi tertentu.
Keandalan dapat dirumuskan sebagai integral dari distribusi probabilitas
suksesnya operasi suatu komponen atau sistem, sejak waktu mulai beroperasi (switch
on) sampai dengan terjadinya kegagalan (failure) pertama.
1. Laju Kerusakan Konstan ( Constant Failure Rate)
Dalam
masa kerjanya, suatu komponen atau sistem mengalami berbagai kerusakan.
Kerusakan – kerusakan tersebut akan berdampak pada performa kerja dan
efisiensinya.
Kerusakan – kerusakan tersebut apabila dilihat secara temporer, maka ia memiliki suatu laju tertentu yang berubah – ubah. Laju kerusakan (failure rate) dari suatu komponen atau sistem merupakan dinamic object dan mempunyai performa yang berubah terhadap waktu t ( sec, min, hour, day, week, month and year). Keandalan komponen / mesin erat kaitannya dengan laju kerusakan tiap satuan waktu. Hubungan antara kedua hal tersebut ditunjukan apabila pada saat t = 0 dioperasikan sebuah komponen kemudian diamati banyaknya kerusakan pada komponen tersebut maka akan didapat bentuk kurva seperti pada gambar berikut:
Kerusakan – kerusakan tersebut apabila dilihat secara temporer, maka ia memiliki suatu laju tertentu yang berubah – ubah. Laju kerusakan (failure rate) dari suatu komponen atau sistem merupakan dinamic object dan mempunyai performa yang berubah terhadap waktu t ( sec, min, hour, day, week, month and year). Keandalan komponen / mesin erat kaitannya dengan laju kerusakan tiap satuan waktu. Hubungan antara kedua hal tersebut ditunjukan apabila pada saat t = 0 dioperasikan sebuah komponen kemudian diamati banyaknya kerusakan pada komponen tersebut maka akan didapat bentuk kurva seperti pada gambar berikut:
Grafik
laju kerusakan (failure rate) terhadap waktu
Grafik
diatas, yang sering disebut sebagai Bathtub Curve, terbagi menjadi
tiga daerah kerusakan, ketiga daerah tersebut adalah:
1. Burn – in Zone (Early Life)
Daerah
ini adalah periode permulaan beroperasinya suatu komponen atau sistem yang
masih baru (sehingga reliability – nya masih 100% ), dengan
periode waktu yang pendek. Pada kurva ditunjukan bahwa laju kerusakan yang
awalnya tinggi kemudian menurun dengan bertambahnya waktu, atau diistilahkan
sebagai Decreasing Failure Rate (DFR). Kerusakan yang terjadi
umumnya disebabkan karena proses manufacturing atau fabrikasi yang kurang
sempurna.
2.Useful Life Time Zone
Periode
ini mempunyai laju kerusakan yang paling rendah dan hampir konstan, yang
disebut Constant Failure Rate (CFR). Kerusakan yang terjadi
bersifat random dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Ini adalah periode
dimana sebagian besar umur pakai komponen atau sistem berada.
Dalam analisa, tingkat kehandalan sistem diasumsikan berada pada periodeUseful life time, dimana failure rate - nya konstan terhadap waktu. Asumsi ini digunakan karena pada periode early life time, tidak dapat ditentukan apakah sistem tersebut sudah bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan atau belum. Sedangkan pada periode wear out time, tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi failure.
Pada periode useful life time, dimana failure rate - nya adalah konstan, persamaan reliability yang digunakan:
Dalam analisa, tingkat kehandalan sistem diasumsikan berada pada periodeUseful life time, dimana failure rate - nya konstan terhadap waktu. Asumsi ini digunakan karena pada periode early life time, tidak dapat ditentukan apakah sistem tersebut sudah bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan atau belum. Sedangkan pada periode wear out time, tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi failure.
Pada periode useful life time, dimana failure rate - nya adalah konstan, persamaan reliability yang digunakan:
Jika
persamaan diatas diterapkan pada sistem atau komponen yang masih baru, maka
tingkat kehandalannya diasumsikan pada pada keadaan 100% atau R0 = 100%.
Sedangkan untuk komponen atau sistem yang sudah tidak baru lagi, atau sudah
pernah mengalami maintenance, persamaannya dapat ditulis dalam
bentuk :
Dimana
:
R = nilai kehandalan (%)
M = nilai kehandalan setelah dilakukan aktifitas maintenance(maintainability)(%)
λ = laju kerusakan (failure rate)
R = nilai kehandalan (%)
M = nilai kehandalan setelah dilakukan aktifitas maintenance(maintainability)(%)
λ = laju kerusakan (failure rate)
3. Wear Out Zone
Periode
ini adalah periode akhir masa pakai komponen atau sistem. Pada periode ini,
laju kerusakan naik dengan cepat dengan bertambahnya waktu, yang disebut dengan
istilah Increasing Failure Rate (IFR). Periode ini berakhir
saat reliability komponen atau sistem ini mendekati nol, dimana kerusakan yang
terjadi sudah sangat parah dan tidak dapat diperbaiki kembali.
Failure Rate (Laju Kegagalan) :
Laju kegagalan didefinisikan sebagai
banyaknya kegagalan per satuan waktu, atau :
Keterangan :
f =
Jumlah kegagalan selama waktu pengujian
T =
Total waktu pengujian
atau
f (t) =
Probability density function (pdf)
R(t) = Reliability function
Pandang persamaan 4,
kalikan dengan dt untuk kedua sisi
Contoh
: Misalkan laju kegagalan l(t) = l adalah konstanta.
Tentukan f(t), F(t) dan R(t)
Jawab :
Mean
Time Between Failure (MTBF) :
Jika
laju kegagalan (failure rate) selama waktu operasi relatif konstan, maka
f = Jumlah kegagalan selama waktu pengujian
T
=
Total waktu pengujian
λ = Failure rate (laju kegagaln)
Sebuah
system biasanya terdiri dari beberapa komponen dimana perhitungan nilai
reliabilitasnya ditentukan berdasarkan bentuk RBD (Reliability Block Diagram)
BD
tersusun dalam bentuk seri, paralel, atau kombinasi seri dan paralel
Rangkaian
Seri
Sebuah system
yang terdiri dari n buah komponen independen yang dirangkai secara seri
akan survive selama waktu t, jika dan hanya jika seluruh
komponennya survive pada waktu t, dan nilai reliabilitas
system-nya adalah
Sebuah system
yang terdiri dari n buah komponen independen yang dirangkai secara
paralel akan survive selama waktu t, jika terdapat 1 komponen survive
pada waktu t
Nilai
reliabilitasnya :
Rangkaian Standby
Dalam
standby system, hanya satu komponen yang beroperasi, sedangkan satu atau lebih
komponen lainnya dalam posisi standby untuk mengambil alih operasi apabila
komponen utamanya gagal
Nilai
reliabilitasnya :
Rangkaian
Standby
Untuk
kasus 2 buah komponen yang berdistribusi eksponensial dan dirangkai secara
standby dengan λA
= λB
= λ,
maka
Untuk
n komponen dengan failure rate yang sama :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar