FAILURE DISTRIBUTION
Beberapa faktor penting harus
diperhatikan dalam melakukan analisis keandalan. Faktor penting pertama dalam
melakukan analisis keandalan adalah mendefinisikan kegagalan. Apa yang dimaksud
dengan gagal. Mesin mati dan menyebabkan pesawat jatuh pasti semua setuju untuk
disebut gagal. Akan tetapi jika pesawatnya tidak jatuh, apakah masih disebut
gagal? Jika listrik PLN mati dan diesel generator perlu waktu 30 detik untuk
menggantikannya, apakah ini kegagalan? Gagal atau tidaknya sangat ditentukan
oleh beban yang dipasok. Jika bebannya adalah lemari pendingin (freezer) yang dipakai dalam suatu pabrik pengolahan
ikan maka pemadaman 30 detik jelas bukan merupakan kegagalan. Akan tetapi jika
bebannya adalah pusat data dengan banyak komputer, pemadaman 30 detik jelas
merupakan kegagalan. Jadi dalam melakukan analisis keandalan, langkah pertama
adalah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kegagalan.
Sebagai contoh sistem kelistrikan yang
melibatkan diesel genset diperlihatkan di Gambar 1. Kita melakukan analisis
sistem ini jika memasok pabrik pengolahan ikan, dengan beban utama freezer, dan jika memasok pusat data dengan beban utama
komputer. Untuk pusat data, diasumsikan kegagalan sumber listrik utama adalah
dua kali setahun. Karena pemadaman sumber merupakan penyebab utama kegagalan,
nilai MTTR hanya ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk
mengoperasikan automatic transfer switch (ATS)
dan starting diesel generator.
Gambar 1. Sistem kelistrikan
Untuk pabrik pengolahan ikan, pemadaman
sumber utama tidak bisa dianggap kegagalan karena pemutusan beberapa detik atau
beberapa menit untuk mengoperasikan ATS dan starting diesel generator tidak
akan menyebabkan gagalnya pendinginan yang dihasilkanfreezer.
Oleh sebab itu, jika sampai terjadi kegagalan, pasti permasalahannya ada pada
kerusakan jaringan listrik dan peralatannya sehingga MTTR yang diperlukan bisa
kita asumsikan sekitar 2 jam.
Tabel 2 memperlihatkan hasil analisis
yang didapat. Kedua kasus menghasilkanavailability yang
sangat tinggi dan mempunyai nilai yang hampir sama. Akan tetapi, keandalan
kedua sistem sangat berbeda. Keandalan sistem yang memasok pusat data mempunyai
nilai yang jauh lebih rendah dibanding yang memasok pabrik pengolahan ikan.
Untuk
memperbaiki keandalan pusat data, kita bisa menambahkan UPS seperti terlihat di
Gambar 2. UPS cocok untuk mengatasi pemadaman jangka pendek. UPS biasanya
dipilih sedemikian rupa sehingga baterenya mampu memasok beban selama waktu
sekitar 30 menit. Dengan menambahkan UPS, bisa kita lihat di Tabel 3 bahwa
keandalan sistem kelistrikan yang memasok pusat data naik secara signifikan.
Selain dipengaruhi oleh MTBF dan MTTR
dan juga oleh jumlah komponen, keandalan suatu sistem kelistrikan juga
dipengaruhi oleh jumlah beban yang dipasok. Untuk menunjukkan pengaruh jumlah
komponen dan jumlah beban, kita tambahkan suatu trafo dan panel distribusi ke
model pabrik pengolahan ikan. Selain itu, kita analisis juga apa pengaruhnya
jika jumlah freezernya ada 10. Untuk pusat data, kita tambahkan panel distribution unit (PDU) dengan beban satu
komputer dan 10 komputer. Kita asumsikan bahwa kegagalan satu freezer atau satu
komputer dianggap sebagai kegagalan sistem. Tabel 4 memperlihatkan hasil
analisisnya. Jelas bahwa ketersediaan dan keandalan menurun dengan naiknya
jumlah beban.
Faktor
lain yang berpengaruh pada keandalan adalah waktu. Tabel 5 memperlihatkan
analisis keandalan suatu sistem ketenagalistrikan jika periode waktunya
berbeda. Jelas bahwa semakin panjang periode waktunya maka semakin rendah keandalan
sistemnya. Itulah sebabnya menyatakan keandalan tanpa keterangan waktu menjadi
tidak ada maknanya.
Walaupun keandalan dari pusat data yang
dilengkapi UPS sudah cukup tinggi, dalam banyak kasus keandalannya masih
dianggap kurang tinggi. Untuk mencoba memperbaikinya, kita harus menghilangkan
titik tunggal penyebab kegagalan (single point of failure).
Titik tunggal penyebab kegagalan adalah adalah sembarang komponen atau bagian
dari sistem, dari sumber sampai beban, yang mana jika mengalami kegagalan akan
menyebabkan gagalnya sistem. Keandalan sistem ditentukan oleh keandalan titik
tersebut. Untuk sistem di Gambar 2, ada banyak titik tunggal penyebab
kegagalan. Memang, penambahan UPS menyebabkan sumber bukan lagi merupakan
titik tunggal penyebab kegagalan. Akan tetapi, masih ada ATS, busbar
input, busbar output, dan panel distribution unit (PDU)
yang semuanya adalah titik tunggal penyebab kegagalan.
Tabel 2. Ketersediaan dan keandalan sistem
kelistrikan.
Penjelasan sistem
|
MTBF (jam)
|
MTTR (jam)
|
Ketersediaan
|
Keandalan
(satu tahun)
|
Pengolahan ikan
|
134.072
|
2,08
|
0,9999845
|
93,88%
|
Pusat data
|
4.408,6
|
0,08
|
0,9999822
|
14,12%
|
Gambar 2. Sistem kelistrikan dengan UPS
Tabel 3. Ketersedian dan keandalan pabrik dan pusat
data.
Penjelasan sistem
|
MTBF (jam)
|
MTTR (jam)
|
Ketersediaan
|
Keandalan
(satu tahun)
|
Pabrik pengolahan ikan tanpa UPS
|
134.072
|
2,08
|
0,9999845
|
93,88%
|
Pusat data dengan UPS
|
115.900
|
1,55
|
0,9999867
|
94,59%
|
Tabel 4. Pengaruh jumlah komponen dan beban pada
keandalan dan ketersediaan.
Penjelasan sistem
|
MTBF (jam)
|
MTTR (jam)
|
Ketersediaan
|
Keandalan
(satu tahun)
|
Pabrik ikan dengan satu freezer
|
86.529
|
4,68
|
0,9999443
|
90,62%
|
Pabrik ikan dengan 10 freezer
|
43.551
|
6,40
|
0,9998543
|
82,90%
|
Pusat data dengan satu komputer
|
94.740
|
2,36
|
0,9999756
|
93,09%
|
Pusat data dengan sepuluh komputer
|
72.805
|
2,36
|
0,9999678
|
90,63%
|
Tabel 5. Pengaruh waktu pada keandalan.
Penjelasan
|
Keandalan
(satu tahun)
|
Keandalan
(lima tahun)
|
Keandalan
(sepuluh tahun)
|
Pabrik ikan dengan satu freezer
|
90,62%
|
60,27%
|
36,17%
|
Pabrik ikan dengan sepuluh freezer
|
82,90%
|
36,72%
|
13,70%
|
Pusat data dengan satu komputer
|
93,09%
|
68,43%
|
45,91%
|
Pusat data dengan sepuluh komputer
|
90,63%
|
59,39%
|
35,33%
|
Bagaimana meminimumkan titik tunggal
penyebab kegagalan? Solusinya adalah dengan menambahkan redundansi. Gambar 3 memperlihatkan
bagaimana redundansi bisa mengurangi titik tunggal penyebab kegagalan. Untuk
membuat ATS bukan lagi single point of failure,
kita menambahkan ATS kedua dan juga busbar input kedua. UPS dan saklar statik
juga kita gandakan. Busbar output juga kita gandakan. Keluaran UPS memasok
beban melalui automatic static transfer switch (ASTS).
Sekarang, hanya ASTS dan PDU, serta bebannya sendiri yang merupakan single point of failure. Tabel 6 memperlihatkan hasil
analisis keandalan dua macam sistem ketenagalistrikan untuk memasok pusat data.
Jelas bahwa redundansi akan meningkatkan ketersediaan dan keandalan sistem.
Gambar 3. Sistem redundan
Tabel 6. Analisis ketersediaan dan keandalan pusat
data.
Penjelasan
|
MTBF (jam)
|
MTTR (jam)
|
Ketersediaan
|
Keandalan (satu tahun)
|
Keandalan (lima tahun)
|
Keandalan (sepuluh tahun)
|
Pusat data dengan satu UPS
|
72.805
|
2,36
|
0,9999678
|
90,63%
|
59,39%
|
35,33%
|
Pusat data dengan UPS redundan
|
160.617
|
2,36
|
0,9999726
|
94,70%
|
76,55%
|
57,48%
|
Apakah mungkin menghilangkan semua titik
tunggal penyebab kegagalan? Jawabannya adalah mungkin. Solusinya adalah dengan
menggunakan beban yang dilengkapi catu daya ganda atau dual cord. Dengan catu daya ganda, kita tidak lagi
memerlukan ASTS tetapi memerlukan dua PDU. Kedua PDU memasok beban melalui catu
daya gandanya. Jelas pada kondisi ini, satu-satunya single point of failure tinggal bebannya itu
sendiri.
Jelas bahwa semakin tinggi keandalan yang diinginkan
maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan. Untuk melakukan
justifikasi biaya yang harus keluar biasanya dilakukan analisis resiko jika
terjadi kegagalan. Resiko kerugian finansial yang terjadi bisa dihitung sebagai
berikut:

Yang paling sulit disini adalah menentukan besarnya
kerugian pada setiap kegagalan karena ada banyak faktor yang berpengaruh. Ada
banyak biaya langsung dan biaya tak langsung yang berpengaruh dalam menentukan
besarnya kerugian pada setiap kegagalan. Perlu pula dicatat bahwa menambahkan
banyak komponen atau peralatan tidak selalu menaikkan ketersediaan atau
keandalan. Ada titik optimum yang mana penambahan peralatan malah menurunkan
keandalan.
BATHUB CURVE DAN DISTRUSI KEGAGALAN WEIBULL
Kurva
bathtub atau disebut juga dengan kurva bak mandi merupakan kurva yang sering
digunakan dalam teknik reliabilitas. Kurva bak mandi merupakan sebuah graf yang
mempunyai bentuk seperti bak mandi, yang memetakan tingkat kegagalan dari mesin
atau sesuatu terhadapa waktu. Pemetaan dilakukan dengan melihat tingkat
kegagalan dari suatu produk dalam suatu waktu tertentu yang dipetakan dalam
suatu grafik.
Kurva bak mandi mendeskripsikan keterangan dari fungsi hazard yang terdiri dari tiga bagian atau fase, yaitu:
1. Bagian pertama adalah tingkat kegagalan yang turun, yang dikenal sebagai kegagalan awal (masa awal / burn in period)
2. Bagian kedua adalah tingkat kegagalan yang konstan, yang dikenal sebagai kegagalan acak (masa berguna / useful life period)
3. Bagian ketiga adalah tingkat kegagalan yang naik, yang dikenal sebagai kegagalan aus (masa aus / wear-out period)

Kurva bak mandi dihasilkan dengan memetakan tingkat kegagalan awal ketika pertama kali diperkenalkan, kemudian tingkat kegagalan acah ketika tingkat kegagalan yang konstan selama masa berguna, dan akhirnya pada tingkat kegagalan aus karena produk melebihi umur desainnya.
Dalam istilah teknis, masa awal suatu produk mengikuti kurva bak mandi. Diawali dengan tingkat kegagalan yang tinggi namun dengan cepat segera menurun, dikarenakan produk yang cacat segera dikenali dan dibuang serta potensi kegagalan seperti kesalahan penanganan dan instalasi segera diatasi. Kemudian, bagian tengah dari masa hidup suatu produk ketika mencapai pelanggan dengan tingkat kegagalan rendah dan konstan. Selanjutnya dalam akhir masa pakai suatu produk, tingkat kegagalan meningkat sejalan dengan umur dan masa pakai dari produk tersebut.
Banyak produk-produk yang mencerminkan kurva bak mandi, seperti misalnya adalah processor komputer. Dalam pembuatan serta pengujian akan mendapatkan banyak sekali tingkat kegagalan. Selanjutnya, ketika produk rilis dan sampai di pelanggan tingkat kegagalan hanya sedikit dan konstan. Ketika masa pakai dari processor tersebut melebihi usia pakai, maka tingkat kegagalan pun meningkat kembali.
Kurva bak mandi dapat disebut juga dengan kurva laju kegagalan. Laju kegagalan adalah banyaknya kegagalan per satuan waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu tertentu dengan total waktu operasi dari suatu komponen, subsistem atau sistem.
Laju kegagalan λ dapat dinyatakan sebagai :
λ= f/T
λ (t)= (f (t))/(T (t))
dimana :
f = banyaknya kegagalan selama jangka waktu operasi
T = total waktu operasi
Selain dimodelkan sebagai laju kegagalan, kurva bak mandi juga dapat dimodelkan dalam 3 fungsi hazard :

Ketika kurva bak mandi digunakan, tidak semua produk atau sistem mengikuti fungsi hazard kurva bak mandi, contohnya jika penggunaaan unit dihentikan atau menurun selama atau sebelum permulaan masa aus, unit tersebut akan mnunjukkan kegagalan yang lebih sedikit tiap waktu penanggalan (bukan per unit waktu penggunaan) dari kurva bak mandi.
Istilah “Spesifikasi Militer” sering digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang periode awal dari kurva bak mandi dihapuskan. Hal ini dilakukan terutama pada aplikasi sistem kritis untuk mengurangi kegagalan sistem yang terjadi sejak awal. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan tarif tertentu secara umum dengan cara yang mirip dengan pengujian percepatan tekanan.
Dalam teknik reliabilitas, fungsi distribusi komulatif yang sesuai dengan kurva bak mandi dapat dianalisis menggunakan grafik Weibull. Distribusi Weibull sangat fleksibel untuk memodelkan distribusi hidup dari karakteristik distribusi kegagalan dalam 3 fase kurva bak mandi. Dasar dari distribusi Weibull memiliki 2 parameter, yaitu parameter bentuk (sering dilambangkan beta (β)), dan parameter skala (eta / η). Parameter skala digunakan ketika bagian populasi akan jatuh. Sedangkan parameter bentuk merupakan fitur kunci dari distribusi Weibull yang dapat diterapkan pada berbagai bentuk kurva bak mandi.
Kurva bak mandi mendeskripsikan keterangan dari fungsi hazard yang terdiri dari tiga bagian atau fase, yaitu:
1. Bagian pertama adalah tingkat kegagalan yang turun, yang dikenal sebagai kegagalan awal (masa awal / burn in period)
2. Bagian kedua adalah tingkat kegagalan yang konstan, yang dikenal sebagai kegagalan acak (masa berguna / useful life period)
3. Bagian ketiga adalah tingkat kegagalan yang naik, yang dikenal sebagai kegagalan aus (masa aus / wear-out period)

Kurva bak mandi dihasilkan dengan memetakan tingkat kegagalan awal ketika pertama kali diperkenalkan, kemudian tingkat kegagalan acah ketika tingkat kegagalan yang konstan selama masa berguna, dan akhirnya pada tingkat kegagalan aus karena produk melebihi umur desainnya.
Dalam istilah teknis, masa awal suatu produk mengikuti kurva bak mandi. Diawali dengan tingkat kegagalan yang tinggi namun dengan cepat segera menurun, dikarenakan produk yang cacat segera dikenali dan dibuang serta potensi kegagalan seperti kesalahan penanganan dan instalasi segera diatasi. Kemudian, bagian tengah dari masa hidup suatu produk ketika mencapai pelanggan dengan tingkat kegagalan rendah dan konstan. Selanjutnya dalam akhir masa pakai suatu produk, tingkat kegagalan meningkat sejalan dengan umur dan masa pakai dari produk tersebut.
Banyak produk-produk yang mencerminkan kurva bak mandi, seperti misalnya adalah processor komputer. Dalam pembuatan serta pengujian akan mendapatkan banyak sekali tingkat kegagalan. Selanjutnya, ketika produk rilis dan sampai di pelanggan tingkat kegagalan hanya sedikit dan konstan. Ketika masa pakai dari processor tersebut melebihi usia pakai, maka tingkat kegagalan pun meningkat kembali.
Kurva bak mandi dapat disebut juga dengan kurva laju kegagalan. Laju kegagalan adalah banyaknya kegagalan per satuan waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu tertentu dengan total waktu operasi dari suatu komponen, subsistem atau sistem.
Laju kegagalan λ dapat dinyatakan sebagai :
λ= f/T
λ (t)= (f (t))/(T (t))
dimana :
f = banyaknya kegagalan selama jangka waktu operasi
T = total waktu operasi
Selain dimodelkan sebagai laju kegagalan, kurva bak mandi juga dapat dimodelkan dalam 3 fungsi hazard :

Ketika kurva bak mandi digunakan, tidak semua produk atau sistem mengikuti fungsi hazard kurva bak mandi, contohnya jika penggunaaan unit dihentikan atau menurun selama atau sebelum permulaan masa aus, unit tersebut akan mnunjukkan kegagalan yang lebih sedikit tiap waktu penanggalan (bukan per unit waktu penggunaan) dari kurva bak mandi.
Istilah “Spesifikasi Militer” sering digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang periode awal dari kurva bak mandi dihapuskan. Hal ini dilakukan terutama pada aplikasi sistem kritis untuk mengurangi kegagalan sistem yang terjadi sejak awal. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan tarif tertentu secara umum dengan cara yang mirip dengan pengujian percepatan tekanan.
Dalam teknik reliabilitas, fungsi distribusi komulatif yang sesuai dengan kurva bak mandi dapat dianalisis menggunakan grafik Weibull. Distribusi Weibull sangat fleksibel untuk memodelkan distribusi hidup dari karakteristik distribusi kegagalan dalam 3 fase kurva bak mandi. Dasar dari distribusi Weibull memiliki 2 parameter, yaitu parameter bentuk (sering dilambangkan beta (β)), dan parameter skala (eta / η). Parameter skala digunakan ketika bagian populasi akan jatuh. Sedangkan parameter bentuk merupakan fitur kunci dari distribusi Weibull yang dapat diterapkan pada berbagai bentuk kurva bak mandi.
Distribusi
Weibull diberikan sebagai berikut:

Beta yang kurang dari 1 memodelkan tingkat kegagalan yang berkurang terhadap waktu, seperti pada kegagalan awal. Beta yang bernilai sama dengan 1 berarti mempunyai tingkat kegagalan yang konstan, seperti pada kegagalan acak/masa guna. Sedangkan beta yang lebih dari 1 dimodelkan dengan tingkat kegagalan yang meningkat, seperti pada masa aus. Terdapat beberapa cara untuk melihat distribusi ini, termasuk pemetaan kemungkinan, pemetaan survival dan tingkat kegagalan terhadap waktu. Sedangkan untuk kurva bak mandi adalah tingkat kegagalan terhadap waktu.
Analisis Weibull yang mempunyai nilai β dengan variasi yang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Beta yang kurang dari 1 memodelkan tingkat kegagalan yang berkurang terhadap waktu, seperti pada kegagalan awal. Beta yang bernilai sama dengan 1 berarti mempunyai tingkat kegagalan yang konstan, seperti pada kegagalan acak/masa guna. Sedangkan beta yang lebih dari 1 dimodelkan dengan tingkat kegagalan yang meningkat, seperti pada masa aus. Terdapat beberapa cara untuk melihat distribusi ini, termasuk pemetaan kemungkinan, pemetaan survival dan tingkat kegagalan terhadap waktu. Sedangkan untuk kurva bak mandi adalah tingkat kegagalan terhadap waktu.
Analisis Weibull yang mempunyai nilai β dengan variasi yang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Mengembalikan distribusi Weilbull. Gunakan distribusi
ini dalam analisis keandalan, misalnya menghitung waktu rata-rata perangkat
hingga gagal.
Distribusi Weibull biasanya digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut lama waktu (umur) suatu objek
yang mampu bertahan hingga akhirnya objek tersebut tidak berfungsi sebagaimana
mestinya (rusak atau mati).
Distribusi Weibull memilik parameter α dan β, dimana α dan β lebih besar dari 0. Bentuk distribusinya adalah sebagai berikut.
Distribusi Weibull memilik parameter α dan β, dimana α dan β lebih besar dari 0. Bentuk distribusinya adalah sebagai berikut.
Rataan dan varian:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar